ANALISIS PENYEBAB HILANGNYA KEINDAHAN WISATA SUNGAI TEMON DI DESA NGARES
Administrator 04 Februari 2025 10:03:27 WIB
ANALISIS PENYEBAB HILANGNYA KEINDAHAN WISATA SUNGAI TEMON DI DESA NGARES
Tim Kukerta Desa Ngares 2025
STKIP PGRI, Trenggalek
e-mail: [email protected]
A. Pendahuluan
Sungai Temon adalah salah satu sungai yang memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat di sekitarnya. Sungai ini tidak hanya menjadi sumber air yang mendukung kebutuhan sehari-hari, tetapi juga menjadi bagian dari ekosistem yang kompleks dan kaya akan keanekaragaman hayati. Selain itu, Sungai Temon juga memiliki nilai historis dan budaya bagi komunitas yang tinggal di sekitarnya, menjadikannya sebagai salah satu aset alam yang patut dijaga dan dilestarikan. Namun, masih banyak sungai lainnya, Sungai Temon menghadapi tantangan yang semakin besar akibat berbagai tekanan lingkungan dan aktivitas manusia. Secara geografis, Sungai Temon merupakan bagian dari sistem perairan yang mendukung kehidupan makhluk hidup di sekitarnya. Sungai ini menjadi habitat bagi berbagai jenis ikan, burung, dan tumbuhan air yang berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Namun, seiring waktu, aktivitas manusia seperti pembuangan dam yang tidak adanya ujung usai mengancam kelestarian ekosistem sungai ini. Selain itu, urbanisasi yang tidak terkendali juga menyebabkan perubahan besar pada struktur sungai, yang pada akhirnya memengaruhi fungsi ekologisnya.
Hilangnya keindahan Sungai Temon menjadi salah satu isu yang perlu mendapatkan perhatian serius. Sampah plastik, limbah cair, dan sedimentasi yang berlebihan telah mengubah wajah sungai ini menjadi sesuatu yang jauh dari kata asri. Padahal, keindahan sungai bukan hanya aspek estetika semata, tetapi juga mencerminkan kondisi kesehatan ekosistemnya. Adanya ketidakpedulian dalam Pembangunan bendungan yang tidak kunjung usai menyebabkan kerusakan sungai temon, dampak yang terbesar dari hilangnya keindahan sungai temon merupakan sering terjadinya bencana banjir yang sangat merugikan warga Masyarakat sekitar. Dampak dari kerusakan Sungai Temon sangatlah luas, tidak hanya dirasakan oleh makhluk hidup yang tinggal di dalam dan sekitar sungai, tetapi juga oleh masyarakat secara umum. Kualitas air yang menurun akibat pencemaran membuat sungai ini tidak lagi layak digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Selain itu, ekosistem sungai yang terganggu juga berpotensi menyebabkan bencana lingkungan seperti banjir dan penurunan kualitas udara di sekitarnya. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga kelestarian Sungai Temon agar dampak negatif tersebut dapat diminimalkan.
Oleh karena itu, diperlukan langkah nyata dari berbagai pihak untuk menyelamatkan Sungai Temon. Pemerintah, masyarakat, dan organisasi lingkungan perlu bekerja sama dalam mengelola sungai ini secara berkelanjutan. Salah satu dampak yang sangat terasa dari kerusakan Sungai Temon adalah meningkatnya frekuensi banjir ketika musim hujan tiba. Perubahan struktur sungai akibat sedimentasi dan penyempitan alur air menjadi salah satu penyebab utama masalah ini. Sampah yang menumpuk di sepanjang aliran sungai juga memperburuk situasi dengan menyumbat jalannya air, sehingga mengurangi kapasitas sungai untuk menampung volume air yang meningkat selama musim hujan. Selain itu, hilangnya vegetasi di sekitar bantaran Sungai Temon juga berkontribusi terhadap terjadinya banjir. Vegetasi alami seperti pohon dan semak-semak berfungsi sebagai penahan air hujan, sehingga mengurangi limpasan permukaan. Namun, urbanisasi yang tidak terkendali telah menggantikan area hijau ini dengan beton dan aspal, yang tidak mampu menyerap air dengan baik. Akibatnya, air hujan langsung mengalir ke sungai dalam jumlah besar, meningkatkan risiko banjir.
Banjir yang terjadi akibat kerusakan Sungai Temon tidak hanya merugikan dari segi materi, tetapi juga membawa dampak sosial dan kesehatan. Banyak rumah warga yang tergenang air, sehingga mengakibatkan kerusakan properti dan hilangnya tempat tinggal sementara. Selain itu, genangan air yang bertahan lama sering sungai menjadi sarang bagi berbagai penyakit, seperti demam berdarah dan infeksi kulit, yang membahayakan kesehatan masyarakat sekitar. Untuk mengatasi permasalahan ini, diperlukan pendekatan holistik yang melibatkan berbagai pihak. Upaya penghijauan kembali bantaran sungai, pembersihan aliran sungai secara rutin, serta pembangunan sistem drainase yang lebih baik adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko banjir. Selain itu, partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan dan melaporkan aktivitas yang merusak sungai juga sangat penting untuk memastikan Sungai Temon dapat kembali berfungsi dengan optimal.
B. Metode
Dalam penulisan artikel ini menggunakan metode library research merupakan sebuah penelitian yang memberikan paparan materi tentang menerapkan artikel yang ada dalam Google Schoolar, sehingga penulis mampu mengembangkan hasil pembahasan dengan kemampuan dari berfikir serta dikembangkan sesuai arah judul yang sudah di tentukan (Kiyarsi & Bhrata, 2021). Penggunaan metode library research merupakan sebuah metode yang menggunakan himpunan untuk mencantumkan suatu data dari berbagai jenis artikel, maupun dari penelitian-penelitian terdahulu sehingga mampu menyusun suatu data. Dengan menggunakan metode ini penulis bisa menentukan suatu sumber data yang relevan tanpa adanya rekayasa yang diberikan sehingga mampu memberikan suatu hasil yang maksimal dalam pembentukan suatu artikel (Fadli & Muhammad, 2021).
Didalam penelitian ini dalam mengumpulan data menggunakan sebuah kajian-kajian informasi bisa berbentuk data maupun berbagai macam bahan bacaan yang ada di dalam buku, maupun sejarah-sejarah. Teknik ini dilakukan oleh penulis dalam menemukan suatu bentuk data-data yang relevan sehingga menerapkan pengumpulan data secara tidak langsung sehingga mampu mendiskripsikan analisis berupa deskriptif (Assyakurrohim, dkk., 2023).
C. Hasil dan Pembahasan
Penyebab Hilangnya Keindahan Sungai Temon
Sungai Temon yang dahulu menjadi salah satu ikon keindahan alam kini kehilangan pesonanya akibat pembangunan bendungan yang tidak kunjung selesai. Sebagai salah satu sungai yang penting bagi masyarakat sekitar, Sungai Temon pernah menjadi tempat berbagai aktivitas rekreasi dan ekonomi lokal. Pemandangannya yang memikat dengan air yang jernih, pepohonan hijau di sepanjang tepi sungai, serta ekosistem yang sehat menjadikannya tujuan favorit bagi warga untuk bersantai atau sekadar menikmati keindahan alam. Akan tetapi, proyek pembangunan bendungan yang berlarut-larut telah meninggalkan jejak buruk yang merusak wajah alami sungai temon. Pembangunan yang tidak ada kunjung usai meninggalkan tumpukan material konstruksi di sekitar sungai, mulai dari beton setengah jadi, tumpukan batu, hingga alat-alat berat yang dibiarkan terbengkalai. Akibatnya, sungai yang dulunya memiliki aliran air yang lancar kini terhambat oleh berbagai timbunan material tersebut. Tak hanya mengganggu estetika sungai, kondisi ini juga memicu sedimentasi yang dapat menyebabkan pendangkalan aliran air. Hilangnya arus yang teratur telah mengubah lanskap sungai secara drastis dan membuatnya tampak kumuh serta tidak terurus (Kasba, dkk., 2018).
Kerusakan yang terjadi tidak hanya terlihat pada permukaan, tetapi juga berdampak pada kualitas air Sungai Temon. Limbah konstruksi yang terbawa ke dalam aliran air menyebabkan tingkat kekeruhan yang tinggi. Air yang sebelumnya jernih kini berubah menjadi cokelat pekat dan berbau tidak sedap. Kondisi ini tentu berdampak langsung pada ekosistem sungai. Habitat ikan dan biota air lainnya yang dulu melimpah kini semakin terancam. Tidak sedikit nelayan tradisional yang mengeluhkan penurunan hasil tangkapan akibat berkurangnya populasi ikan. Fenomena ini menunjukkan bahwa kelangsungan hidup makhluk air di Sungai Temon telah terganggu secara signifikan. Masyarakat yang tinggal di sekitar Sungai Temon turut merasakan dampak buruk dari terbengkalainya pembangunan bendungan. Para petani yang selama ini mengandalkan air sungai untuk kebutuhan irigasi pertanian menghadapi kesulitan besar karena aliran air yang tidak stabil.
Dari sisi estetika, lingkungan sekitar Sungai Temon yang dulunya asri kini berubah menjadi area yang tidak nyaman untuk dihuni maupun dikunjungi. Alat-alat berat yang dibiarkan terbengkalai, jalanan yang rusak akibat aktivitas proyek, serta debu yang beterbangan menjadi pemandangan sehari-hari bagi warga. Kawasan yang seharusnya menjadi tempat rekreasi dan interaksi sosial masyarakat berubah menjadi lingkungan yang penuh polusi visual dan gangguan kesehatan. Dampak sosial yang muncul akibat proyek yang terbengkalai ini juga tidak bisa diabaikan. Kekecewaan masyarakat terus meningkat karena harapan mereka terhadap proyek yang awalnya dijanjikan akan membawa manfaat besar justru berbalik menjadi beban lingkungan dan sosial. Tidak sedikit masyarakat yang mengeluhkan ketidakjelasan status pembangunan bendungan ini. Mereka merasa bahwa aspirasi dan keluhan masyarakat tidak didengarkan oleh pihak berwenang, yang semakin menambah rasa frustrasi di kalangan masyarakat (Wulandari, 2021).
Pendapat Masyarakat Dengan Adanya keadaan Yang Terjadi
Masyarakat yang tinggal di sekitar Sungai Temon memiliki beragam pendapat terkait kondisi sungai yang semakin memburuk akibat pembangunan bendungan yang tidak kunjung selesai. Sebagian besar warga merasa kecewa karena sungai yang dahulu menjadi kebanggaan mereka kini berubah menjadi kawasan yang kotor dan tak terurus. Mereka menyayangkan pembangunan yang seharusnya membawa manfaat justru meninggalkan masalah lingkungan yang serius. Para petani lokal merasa sangat dirugikan dengan situasi ini. Hilangnya aliran air yang stabil dari Sungai Temon menyebabkan gangguan pada sistem irigasi pertanian mereka. Banyak di antara mereka yang harus mengeluarkan biaya tambahan untuk mendapatkan pasokan air dari sumber lain. Tidak hanya itu masyarakat yang biasa mencari ikan di Sungai Temon juga menyampaikan keluhan yang serupa. Akibat kerusakan ekosistem sungai dan pencemaran air, populasi ikan yang sebelumnya melimpah kini berkurang drastis. Banyak nelayan yang terpaksa mengurangi intensitas aktivitas mereka di sungai karena hasil tangkapan tidak lagi mencukupi kebutuhan sehari-hari. Mereka berharap ada upaya nyata dari pemerintah untuk memulihkan ekosistem sungai.
Warga yang memanfaatkan Sungai Temon sebagai tempat rekreasi pun merasa kehilangan. Sungai yang dulu menjadi tempat favorit untuk bersantai, piknik, dan berinteraksi sosial kini berubah menjadi lokasi yang penuh dengan tumpukan material dan alat berat yang terbengkalai. Mereka merasa bahwa kawasan yang dulunya indah dan asri kini telah kehilangan daya tariknya. Tidak sedikit warga yang menyuarakan kekecewaan mereka terhadap pemerintah dan pihak pelaksana proyek. Mereka merasa bahwa proyek ini tidak dijalankan dengan perencanaan yang matang dan pengawasan yang baik. Banyak warga yang berharap pemerintah lebih transparan dalam memberikan informasi mengenai status proyek dan langkah-langkah yang akan diambil untuk menyelesaikannya.
Sebagian masyarakat menyadari bahwa tujuan awal pembangunan bendungan sebenarnya positif. Namun, mereka menekankan pentingnya proses yang sesuai dengan standar lingkungan dan waktu penyelesaian yang jelas. Warga menyatakan bahwa mereka mendukung pembangunan yang membawa manfaat, tetapi tidak ingin proyek tersebut merusak lingkungan sekitar yang menjadi bagian penting dari kehidupan mereka. Kelompok pegiat lingkungan di daerah sekitar Sungai Temon juga turut menyuarakan keprihatinan mereka. Mereka menilai bahwa kerusakan yang terjadi di sungai tersebut bukan hanya merugikan masyarakat lokal tetapi juga memberikan dampak yang sangat berarti, adanya bencana banjir yang terus menerus terjadi jika sudah terjadi musim penghujan, hal ini manjadikan masyarakat resah karena adanya banyak air yang menggenang di lingkungan sekitar bahkan dapat memberikan dampak hingga masuk kedalam rumah warga.
Sebagian masyarakat berinisiatif untuk melakukan aksi bersih-bersih sungai sebagai bentuk kepedulian mereka terhadap lingkungan. Meski upaya ini bersifat sementara dan tidak menyelesaikan masalah secara menyeluruh, langkah tersebut menunjukkan bahwa warga memiliki kepedulian tinggi terhadap Sungai Temon. Mereka berharap pemerintah dapat melihat aksi tersebut sebagai sinyal bahwa masyarakat ingin perubahan positif. Pendapat masyarakat juga mencakup harapan agar proyek bendungan segera diselesaikan dengan baik. Mereka ingin melihat hasil nyata yang sesuai dengan janji awal pembangunan, yaitu pengendalian banjir dan peningkatan ketersediaan air bersih. Warga percaya bahwa dengan penyelesaian yang tepat, Sungai Temon dapat kembali menjadi sumber kehidupan dan kebanggaan bagi mereka.
Hilangnya Destinasi Wisata Sungai Temon Mempengaruhi Ekonomi Masyarakat.
Hilangnya destinasi wisata alami Sungai temon akibat pembangunan bendungan yang tidak kunjung selesai memberikan dampak signifikan terhadap ekonomi masyarakat sekitar. Sebelum kondisi ini terjadi, kawasan sekitar sungai menjadi pusat aktivitas ekonomi yang hidup. Warung, toko-toko kecil, serta usaha-usaha kecil masyarakat yang memanfaatkan wisata sehingga memberikan penghasilan tambahan bagi warga lokal. Kini, seiring dengan berkurangnya daya tarik kawasan tersebut, banyak usaha yang harus tutup atau merugi karena minimnya pengunjung. Salah satu dampak terbesar adalah hilangnya lahan milik warga yang terbengkalai karena adanya terjangan banjir yang sangat memberikan dampak yang buruk bagi tumbuhan yang asri berada di tepi suangi.
Salah satu factor yang utama adalah rusaknya rumah-rumah warga yang juga menjadi korban dari proses pembangunan yang berlarut-larut. Sebagian warga harus rela mengungsi karena adanya terjangan banjir yang sangat dahsat sehingga menyebabkan rusaknya bangunan mengakibatkan permasalahan yang sangat perlu di perhatikan lebih. Kondisi ini menciptakan masalah sosial baru, seperti tingginya biaya untuk mencari tempat tinggal baru serta terganggunya kehidupan keluarga yang harus beradaptasi dengan lingkungan baru. Hilangnya permukiman ini juga memengaruhi dinamika sosial masyarakat setempat yang sebelumnya erat.
Toko-toko dan warung yang biasanya ramai oleh wisatawan kini mengalami penurunan pendapatan yang drastis. Sebelum pembangunan bendungan, Sungai Temon menjadi daya tarik wisata yang mendatangkan banyak pengunjung. Keadaan tersebut memberikan peluang ekonomi yang besar bagi pedagang lokal. Namun, dengan terbengkalainya pembangunan, toko-toko tersebut kehilangan pelanggan utama mereka, sehingga banyak yang terpaksa tutup karena tidak mampu menutupi biaya operasional. Secara keseluruhan, kondisi Sungai Temon yang semakin tidak menarik telah memengaruhi kesejahteraan ekonomi masyarakat sekitar. Hilangnya destinasi wisata ini tidak hanya merampas sumber pendapatan mereka, tetapi juga memutus peluang ekonomi yang seharusnya dapat berkembang. Pemerintah dan pihak terkait perlu segera menyelesaikan pembangunan bendungan dengan memastikan pemulihan ekonomi masyarakat terdampak, agar Sungai Temon dapat kembali menjadi pusat aktivitas yang mendukung kesejahteraan lokal.
D. Simpulan
Penelitian dalam bentuk library research merupakan salah satu metode yang digunakan untuk mengumpulkan berbagai sumber data yang relevan dari internet dan literatur yang terkait dengan permasalahan yang dibahas. Penulisan artikel ini dilakukan secara sistematis dengan tujuan mengolah informasi yang ditemukan, menganalisis data, dan menyimpulkan pembahasan yang ada. Dengan pendekatan ini, penulis dapat memberikan gambaran menyeluruh mengenai dampak kebijakan pemerintah yang mempengaruhi masyarakat serta memberikan perspektif berdasarkan literatur yang tersedia. Berdasarkan hasil kajian ini, penulis berharap pembaca dapat memahami secara lebih mendalam dampak hilangnya destinasi wisata Sungai Temon akibat pembangunan bendungan yang tak kunjung selesai. Dalam pembahasan ini, diuraikan bagaimana keputusan pembangunan yang terhenti tidak hanya memengaruhi lingkungan, tetapi juga perekonomian masyarakat setempat, yang meliputi hilangnya lahan warga, tempat tinggal, hingga toko-toko yang menjadi mata pencaharian penduduk sekitar.
Artikel ini juga diharapkan dapat memberikan wawasan bagi pihak-pihak yang terlibat dalam pengambilan kebijakan pemerintah, terutama dalam memastikan bahwa setiap keputusan pembangunan memperhatikan dampaknya terhadap masyarakat lokal. Dengan demikian, kebijakan yang diambil seharusnya memiliki perencanaan matang yang mengakomodasi kebutuhan ekonomi masyarakat sekitar sekaligus menjaga kelestarian lingkungan. Bagi peneliti yang ingin mengkaji topik serupa, artikel ini diharapkan dapat menjadi landasan untuk melakukan analisis lebih lanjut terkait dampak kebijakan pembangunan terhadap masyarakat. Pendekatan ini membuka peluang untuk memahami hubungan antara keputusan pemerintah dan kesejahteraan masyarakat secara lebih rinci serta mencari solusi atas permasalahan yang timbul. Kajian ini menegaskan bahwa dalam proses pembangunan, pemerintah perlu mengutamakan komunikasi yang terbuka dengan masyarakat serta mengedepankan aspek keberlanjutan lingkungan dan ekonomi. Harapannya, pembahasan dalam artikel ini mampu memberikan kontribusi pemikiran yang positif dalam upaya pemulihan Sungai Temon dan kesejahteraan masyarakat yang terdampak.
Daftar Rujukan
Kiyarsi, R., & Bhrata, R. W. (2021). Analisis Konsep Laba Akuntansi Syariah Dalam Bisnis Syariah Berdasarkan Metode Library Research. Maro: Jurnal Ekonomi Syariah Dan Bisnis, 4(2), 60-74.
Fadli., & Muhammad, R. (2021). “Memahami Desain Metode Penelitian Kualitatif.” Humanika, Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum, 21(1): 33–54.
Assyakurrohim, D., Ikhram, D., Sirodj, R. A., & Afgani, M. W. (2023). Metode Studi Kasus Dalam Penelitian Kualitatif. Jurnal Pendidikan Sains Dan Komputer, 3(01), 1-9.
Kasba, P. S., Rachman, T., & Paotonan, C. (2018). Kesadaran Masyarakat Kota Sungguminasa Tentang Sempadan Sungai Sesuai Undang-Undang No 1 Tahun 2014. Riset Sains dan Teknologi Kelautan, 1-5.
Wulandari, R. A. A. (2021). Upaya Meminimalisir Pencemaran Sampah Di Sungai Jenes Kelurahan Laweyan Kota Surakarta. Jurnal Pengabdian Barelang, 3(01), 14-19.
Dokumen Lampiran : ANALISIS PENYEBAB HILANGNYA KEINDAHAN WISATA SUNGAI TEMON DI DESA NGARES
Komentar atas ANALISIS PENYEBAB HILANGNYA KEINDAHAN WISATA SUNGAI TEMON DI DESA NGARES
Formulir Penulisan Komentar
Layanan Mandiri
Silakan datang / hubungi perangkat Desa untuk mendapatkan kode PIN Anda.
Masukkan NIK dan PIN!
Komentar Terkini
Statistik Kunjungan
Hari ini | ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() |
Kemarin | ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() |
Jumlah pengunjung | ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() |
- USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH LEMPENG DESA NGARES
- ANALISIS PENYEBAB HILANGNYA KEINDAHAN WISATA SUNGAI TEMON DI DESA NGARES
- PEMBUKAAN KKN STKIP PGRI TRENGGALEK
- PUNCAK TEMA TK DW NGARES
- STUDY BANDING DESTIWISATA KE DESA NGLANGGERAN GUNUNG KIDUL YOGYAKARTA
- Pengembanga Wisata Sungai Temon bersama Mahasiswa KKN STKIP PGRI Trenggalek
- Bersih Desa Ngares yang Ke-117 Tahun 2021 Bersama Mahasiswa Kukerta STKIP PGRI Trenggalek